Mimpi indah
Angin selatan
Ditemani telanjang bulan malam
Nyanyian perempuan kebanyakan
Lampu kota
Luka samar
Menertawakan manusia tak punya hati
Meracau hambar tak ingin didengar
Mereka membusuk pelan tak enak dilihat sambil sibuk menjahit tangannya sendiri selagi kita terus berjalan tak peduli
Dan kau tetap meneriakkan omong kosong logika nurani sementara ruangan ini semakin sesak dipenuhi ratusan kertas berlukiskan bercak emosi
Cukup
Aku mau duniaku sendiri
Tak acuh dengan matahari
Bertuhankan mata hati
No comments:
Post a Comment